===> Halaman Sebelumnya
5. Sikap keras, kasar, tidak lembut terhadap isteri
Rasulullah s.a.w bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}
Maka suami hendaklah berakhlak baik terhadap isterinya dengan bersikap lembut & menjauhi sikap kasar.
6. Kesombongan suami membantu isteri dalam urusan rumahtangga
Ini kesalahan yang paling banyak MENJANGKITI para suami. Padahal lelaki yang paling UTAMA yakni Rasulullah s.a.w tidak segan untuk membantu pekerjaan isterinya.
Ketika Aisyah r.a ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w di rumahnya, beliau menjawab:
“Beliau membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat.” {H.R. Bukhari}
7. Menyebarkan rahasia dan aib isterinya
“Sesungguhnya diantara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya.” {H.R. Muslim}
Dalam hadith ini diHARAMkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi antara dia dengan isterinya terutama perilaku keduanya di tempat tidur. Juga diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada isterinya baik berupa perkataan maupun perbuatan lainnya.
8. Sikap terburu-buru dalam menceraikan isteri
Wahai suami yang mulia, sesungguhnya hubungan antara engkau & isterimu adalah hubungan yang kuat lagi suci, oleh karena itu Islam menganggap penceraian adalah perkara besar yang tidak boleh diremehkan karena penceraian akan menyeret kepada kerusakan, kacau balaunya pendidikan anak dsb. Dan hendaknya perkataan cerai/talak itu tidak digunakan sebagai bahan gurauan/mainan. Karena Rasulullah s.a.w telah bersabda:
“Ada 3 hal yang kesungguhannya dan gurauannya sama-sama dianggap sungguh-sungguh yaitu: NIKAH, TALAK (cerai) dan RUJUK.” {H.R. Abu Daud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai “hasan” oleh asy-Syeikh Albani}
Memang perselisihan antara suami isteri sering terjadi kadang sampai mengarah kepada penceraian. Akan tetapi penceraian ini tidak boleh dijadikan sebagai langkah pertama dalam penyelesaian perselisihan ini. Bahkana harus diusahakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, karena kemungkinan besar akan banyak rasa penyesalan yang ditimbulkan dikemudian hari kelak.
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgahsananya di atas air (laut), kemudian ia mengutus para tentaranya. Maka tentara yang paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya (penyesatannya). Maka datanglah salah satu tenteranya dan melapor: Aku telah melakukan ini dan itu, maka Iblis berkata: Engkau belum melakukan apa-apa, kemudian datanglah tentara yang lain dan melapor: Aku telah menggodanya hingga akhirnya aku menceraikannya dengan isterinya. Maka Iblis pun mendekatkan tentara syaitan ini di sisinya lalu berkata: Engkau tentara terbaik.” {H.R. Muslim}
9. Berpoligami tanpa memperhatikan ketentuan syari’at
Menikah untuk kedua kali, ketiga dan keempat kali merupakan salah satu perkara yang Allah syariatkan. Akan tetapi yang menjadi catatan di sini bahwa sebahagian orang yang ingin menerapkan syariat ini/telah menerapkannya tidak memperhatikan sikapnya yang tidak memenuhi kewajiban serta tanggungjawab terhadap isteri. Terutama isteri pertama & anak-anaknya.
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinlah) seorang saja.” {Al-Quran, Surah An-Nisa : 3}
Sikap ini merupakan KEADILAN yang diperintahkan Allah s.w.t. Memang benar berpoligami merupakan syariat Islam, tetapi jika seseorang tidak mampu melaksanakannya dengan baik & tidak memenuhi syarat-syaratnya maka tidak boleh memikul tanggungjawabnya, bila dilakukan maka menjuruskan kerusakan sebuah rumahtangga, menghancurkan anak-anak & menambah permasalahan keluarga & juga kepada masyarakat. Maka fikirkanlah akibatnya & perhatikanlah dengan saksama perkaranya sebelum masuk kelayakan ke’dalam’nya.
10. Lemahnya kecemburuan
Para suami memBIARkan kemolekan, keindahan & kecantikan isterinya DINIKMATI & DIPERTONTONkan oleh ramai orang. Dia memBIARkan isterinya menampakkan auratnya ketika keluar rumah, membiarkan berkumpul dengan lelaki-lelaki lain. Bahkan sebahagian ada yang BANGGA karena telah memiliki isteri yang cantik yang boleh dinikmati ‘pandangan’ kebanyakan orang.
Padahal wanita di mata Islam adalah makhluk yang SANGAT mulia, sehingga keindahan & keelokannya hanya diperuntukkan atau DIKHUSUSkan buat suaminya saja dan tidak sesekali di’jaja’ sebebasnya kemana-mana.
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istrinya tidak akan membiarkan isterinya berjabat tangan dengan lelaki lain yang BUKAN mahram.
“Ditusukkan kepala seorang lelaki dengan jarum dari besi lebih baik daripada dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” {lihat dalam ash-Shahihah : 226}
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap isterinya, dia akan memperhatikan sabda Rasulullah s.a.w:
“Janganlah kalian masuk menemui para wanita.” lalu seorang Ansar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan al-hamwu (kerabat suami/ipar )?” Beliau mengatakan, “Al- hamwu (ipar) adalah kematian.” {Muttafaq ‘alaih}
Perhatikan juga ancaman Rasulullah s.a.w terhadap lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga (isteri):
“Tiga golongan yang Allah s.w.t tidak akan melihat mereka pada hari kiamat iaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts” {H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah : 674}
Dan ad-Dayyuts (dayus) adalah LELAKI yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarganya. Kecemburuan yang membawa kearah pendidikan agama dan bukannya cemburu buta. Dan berkaitan tentang dayus, anda boleh membacanya disini ===> Adakah Anda Seorang Lelaki Yang Dayus?
Semoga bermanfaat buat kita semua khususnya buat mereka yang bergelar sebagai SUAMI. insyaAllah
===> Halaman Sebelumnya
Allah s.w.t berfirman, maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (Al-Hujuraat 49:1 )
Kesalahan Suami Terhadap Isteri
Kesalahan Suami Terhadap Isteri.
Keutuhan sebuah rumahtangga sangat dipengaruhi oleh baiknya kepemimpinan seorang suami (sebagai ketua keluarga) dalam membina keluarganya. Lebih-lebih lagi adalah SIKAP & PERILAKUnya dalam bergaul dengan isterinya.
Suami isteri sebagai tokoh UTAMA dan juga sebagai imam dalam sesebuah rumahtangga, bila mengalami kerusakan maka bangunan rumahtangga pun akan runtuh. Disebabkan hubungan ini seharusnya sangat dijaga dengan memperhatikan HAK & KEWAJIBAN masing-masing. Bagi suami isteri harus saling menunaikan kewajibannya setelah itu baru boleh mendapatkan apa yang menjadi haknya.
Jika kita melihat kenyataan dalam masyarakat, dua sikap suami yang saling bertentangan dalam menyantuni isteri mereka, sikap inilah yang perlu di ambil perhatian, hal ini dapat menimbulkan masalah yang berujung dengan sebuah perceraian.
Pertama, suami yang meremehkan isterinya, yang mensia – siakan hak-haknya & melakukan pelbagai kesalahan berkaitan dengan hak isterinya.
Kedua, suami melepaskan kendalinya terhadap isteri & membebaskannya begitu saja (dalam kata lain, , suami ber ‘LEPAS TANGAN’).
Allah berfirman dalam Al-Quran, Surah An Nisa : 34 : “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki atas sebahagian yang lain (wanita) & mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yg soleh, ialah yang taat Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita- wanita yg kamu khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka & pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka & pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari–cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”
Sepertimana seorang isteri mempunyai kesalahan, maka seorang suamilah yang wajib mendidik mereka dan jika dibiarkan kesalahan dan dosa maka seorang suami itu boleh dianggap dayus.
Berkaitan tentang dayus, anda boleh membacanya disini ===> Adakah Anda Seorang Lelaki Yang Dayus?
Dan anda juga boleh membaca seterusnya disini berkaitan tanda tanda seorang isteri yang nusyuz
===> 7 tanda-tanda awal isteri derhaka kepada suami.
Dan dibawah ini adalah beberapa kesalahan seorang suami terhadap seorang isteri.
Berikut ini adalah 10 (sepuluh) KESALAHAN-KESALAHAN suami yang banyak dilakukan, yang kesemuanya berdasarkan kepada dua sikap keliru tipe para suami diatas:
1. Tidak mengajarkan AGAMA dan HUKUM syariat Islam kepada isteri
Banyak kita temui bahwa para isteri tidak mengetahui bagaimana cara sholat yang betul, hukum haid & nifas, bertingkah laku/berperilaku terhadap suami secara tidak Islami & tidak mendidik anak-anak secara Islam. Bahkan ada yang terjerumus ke dalam pelbagai jenis kesyirikan. Yang menjadi fokus perhatian seorang isteri hanyalah bagaimana cara memasak & menghidangkan makanan tertentu, cara berdandan yang cantik dan sebagainya.
Tidak lain semua kerana tuntutan suami, sedangkan masalah AGAMA, terutama ibadahnya tidak pernah ditanyakan oleh suami.
Padahal Allah s.w.t berfirman yang bermaksud: “Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan” {Al-Quran, Surah At-Tahrim:6}
Maka para suami diminta untuk tidak sesekali mengABAIkan hal ini, karena semuanya akan diminta dipertanggungjawaban atasnya. Hendaklah benar-benar mengajarkan agama kepada isterinya, baik dilakukan sendiri atau melalui perantara. Antara lain yang dapat dilakukan; menghadiahkan buku-buku tentang Islam & hukum-hukumnya serta berbincang bersama-sama, kaset/cd ceramah, mengajak isterinya menghadiri ke majlis-majlis ILMU yang disampaikan oleh orang-orang yang berilmu dsb.. (yang paling praktis.. ajaklah solat berjamaah di rumah atau di masjid )
2. Suka mencari kekurangan & kesalahan isteri
Dalam suatu hadith riwayat Bukhari & Muslim, Rasulullah s.a.w melarang lelaki yang berpergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di waktu malam, karena dikhawatirkan akan mendapati berbagai kekurangan isteri & cela isterinya. Bahkan suami diminta bersabar & menahan diri dari kekurangan yang ada pada isterinya, juga ketika isteri tidak melaksanakan kewajibannya. Karena suami juga mempunyai kekurangan & celaan, seperti sabda Rasulullah:
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.” {H.R. Muslim}
3. Memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan isteri
Ini termasuk bentuk kezaliman terhadap isteri, antara lain iaitu: Menggunakan pukulan di tahap awal pemberitahuan hukuman {lihat Al-Quran, Surah An-Nisa : 34}
Mengusir isteri dari rumahnya tanpa ada kebenaran secara syar’ie {lihat Al-Quran, Surah Ath-Thalaq : 1}
Memukul wajah, mencela dan menghina. Dalam as-Sunan dan al-Musnan dari
Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi bahawa ia berkata: “Ya Rasulullah, apakah HAK isteri atas suaminya? Nabi s.a.w menjawab: “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..” {H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}
4. Culas dalam memberi nafkah kepada isteri
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun yaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu; dan kewajiban ayah ialah memberi makan dan pakaian kepada isterinya itu menurut cara yang sepatutnya. Tidaklah diberatkan seseorang melainkan menurut kemampuannya. Janganlah menjadikan seseorang ibu itu menderita karena anaknya, dan (jangan juga menjadikan) seseorang ayah itu menderita karena anaknya; dan waris juga menanggung kewajiban yang tersebut (jika si ayah telah tiada). kemudian jika keduanya (suami isteri berkeinginan menghentikan penyusuan itu dengan persetujuan (yang telah dicapai oleh) mereka sesudah berunding, maka mereka berdua tidaklah salah (melakukannya). Dan jika kamu hendak beri anak-anak kamu menyusu kepada orang lain, maka tidak ada salahnya bagi kamu apabila kamu serahkan (upah) yang kamu berikan itu dengan cara yang patut. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, serta ketahuilah, sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apapun yang kamu lakukan.” {Al-Quran, Surah Al-Baqarah : 233}
Isteri BERHAK mendapatkan nafkah, kerana dia telah membolehkan suaminya bersenang–senang kepadanya, dia telah mentaati suaminya, tinggal di rumahnya, mengasuh & mendidik anak-anaknya. Dan jika isteri mendapati suaminya culas dalam memberi nafkah, bakhil, tidak memberikan nafkah kepadanya tanpa ada pembenaran syar’i, maka dia boleh mengambil harta suami untuk mencukupi keperluannya secara ma’ruf (tidak berlebihan) meskipun tanpa sepengetahuan suaminya.
Sabda Rasulullah s.a.w: “Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya sedangkan dia mengharapkan pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya.” {Muttafaq ‘alaih}
===> Halaman Seterusnya
Sayangilah Mak Sementara Dia Masih Ada. Kerana Doanya Tiada Hijab
Sayangilah mak sementara dia masih ada. Kerana doanya tiada hijab. Hilanglah satu rahmat bila Mak kembali kepada Pencipta-Nya.
Mak tu,
Walau mulutnya marah, tapi hatinya tidak.
Mak tu,
Walau dia kata lantaklah kamu, tapi otaknya masih fikirkan hal kamu.
Mak tu,
Walau dia kata taknak makan sudah, tapi sedar² lauk kegemaran kamu ada kat atas meja.
Mak tu,
Walau dia kata kamu buat salah kamu tanggung sendiri, tapi dia yg tak tidur malam fikirkan masalah kamu, tahu² dia yg bagi jalan utk kamu selesaikan masalah kamu.
Mak tu,
Walau dia kata kamu jahat, degil, sampai dia penat bagi nasihat, tapi dlm setiap solatnya ada doa utk kamu.
Mak tu,
Walau kamu dah ada keluarga sendiri, tapi dia masih risaukan kesihatan kamu.
Mak tu,
Walau kamu dah besar panjang & tinggal jauh darinya, tapi dia masih gembira jika dpt masakkan & sendukkan nasi ke pinggan anak²nya.
Mak tu,
Walau katanya dia dah tua nak rehat taknak masak dah, tapi dialah paling sibuk memasak bila tahu anaknya nak balik makan.
Mak tu,
Walau nampak dia letih, tapi hatinya paling gembira bila lihat anaknya makan masakannya dgn penuh selera.
Mak tu,
Walau mulutnya kata dia ok, tapi hatinya Allah je yg tahu.
Mak tu,
Walau dia makin tua makin lupa, tapi dia tak pernah lupa janji anak²nya.
Mak tu,
Walau dia kelihatan tenang dikala kamu sedang susah, tapi dialah yg sebenarnya paling sedih.
Mak tu,
Walau dia kelihatan kuat, tapi dialah paling lemah bila anaknya susah.
Mak tu,
Walau dia cakap dia tak suka apa yg kamu buat, tapi dlm diamnya dia cuba mengikut apa yg kamu mahu.
Mak tu,
Tiada gantinya walau berapa harta yg kita ada. Tiada gantinya walau dia buruk atau miskin. Tiada gantinya walau siapapun kamu. Tiada gantinya walau kau dpt mak angkat, mak mertua atau mak apapun yg dilihat jauh lebih sempurna, namun Mak kita takkan pernah sama dgn sesiapa. Sebab dia mak kita. DIA MAK KITA.
Sayangilah mak sementara dia masih ada. Kerana doanya tiada hijab. Hilanglah satu rahmat bila Mak kembali kepada Pencipta-Nya.
.
Kredit : @Farizal Radzali
Untukmu Umat Akhir Zaman. Halaman-dunia
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali sinonim untuk kata kiamat. Tidak kurang dari sembilan belas kata di dalam Al-Qur’an itu yang mempunyai makna yang sepadan dengan kiamat. Lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut:
Hari Kiamat berarti Yaumus Saa’ah (Hari Kiamat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al-Mu’min: 59).
Hari Kiamat berarti Yaumul Ba’tsi (Hari Kebangkitan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) manurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan; maka inilah hari kebangkitan itu…” (QS. Ar Ruum: 56).
Hari Kiamat berarti Yaumud-Din (Hari Agama/Hari Pembalasan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Yang menguasai Hari Pembalasan.” (QS. Al-Faatihah: 3).
Hari Kiamat berarti Yaumul-Hasrah (Hari Penyesalan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Dan berilah mereka peringatan tentang Hari Penyesalan..” (QS. Maryam: 39).
Hari Kiamat berarti Ad-Daarul-Akhirah (Hari Akhirat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabuut: 64).
Hari Kiamat berarti Yaumut-Tanaad (Hari Panggil Memanggil), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggl memanggil.” (QS. Al-Mu’min: 32).
Hari Kiamat itu dinamakan hari panggil memanggil karena orang yang berkumpul di Padang Mahsyar sebagian memanggil sebagian yang lain untuk meminta tolong.
Hari Kiamat berarti Daarul-Qaraar (Negeri yang Kekal), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Al-Mu’min: 39).
Hari Kiamat berarti Yaumul-Fashli (Hari Keputusan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.” (QS. Ash-Shaffat: 21).
Hari keputusan maksudnya ialah hari Allah SWT memberi keputusan dan pembalasan kepada hamba-Nya.
Hari Kiamat bererti Yaumul-Jam’i (Hari Dikumpulkannya Manusia), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya …” (QS. Asy-Syuura: 7).
Hari Kiamat berarti Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab (perhitungan).” (QS. Shaad: 53).
Hari Kiamat berarti Yaumul-Wa’iid (Hari Ancaman), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Dan ditiuplah sangkakala, itulah hari terlaksanannya ancaman.” (QS. Qaaf: 20).
Hari Kiamat berarti Yaumul-Khulud (Hari Abadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.” (QS. Qaaf: 34).
Hari Kiamat berarti Yaumul-Khuruuj (Hari Keluar dari Kubur), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“(yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaaf: 42).
Hari Kiamat berarti Al-Waaqi’ah (Hari Kejadian), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Apabila terjadi hari kiamat.” (QS. Al-Waaqi’ah: 1).
Hari Kiamat berarti Al-Haaqqah (Hari Pasti Terjadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haaqqah: 1-3).
Hari Kiamat berarti Ath-Thaammatul-Kubra (Hari Malapetaka yang Maha Besar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Naazi’aat: 34).
Hari Kiamat berarti Ash-Shaakh-khah (Hari Suara yang Menggelegar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).” (QS. ‘Abasa: 33).
Hari Kiamat berarti Al-Aazifah (Hari yang tiba-tiba), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut in:
“Telah dekat terjadinya kiamat.” (QS. An-Najm: 57).
Hari Kiamat berarti Al-Qaari’ah (Hari Bencana), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Qaari’ah: 1-3).
Hari Kiamat berarti tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu suatu kejadian yang sangat dahsyat.” (QS. Al-Hajj: 1).
Diriwayat dari sahabat Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang ingin melihat fenomena Hari Kiamat (dengan gambaran yang jelas) seakan-akan ia melihatnya di depan mata, maka hendaknya ia membaca (Surah At-Takwiir); Apabila matahari digulung dan apabila bintang-bintang berjatuhan dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan …” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri ra Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Bumi akan dilipat seperti roti pada hari kiamat dan Allah akan menggenggamnya sebagaimana kamu menggenggam rotimu yang kau siapkan untuk bekal dalam perjalanan …” (Riwayat Al-Imam Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW pernah berkata:
“Pada hari kiamat manusia akan tenggelam dalam keringatnya sendiri yang tingginya mencapai mulut dan telinga mereka.” (Riwayat Imam Bukhari dan Ahmad).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika kiamat terjadi, dua orang yang hendak berjual beli telah menghamparkan kain di hadapan keduanya, tidak sempat lagi meneruskan jual beli dan tidak pula sempat melihat kain. Ketika Kiamat terjadi, seseorang yang baru selesai memerah susu sapinya tidak sempat lagi meminumnya. Ketika kiamat terjadi seseorang yang sedang memperbaiki kolamnya tidak sempat lagi meminum airnya. Ketika Kiamat terjadi seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya.” (Riwayat Imam Bukhari).
Maka, untukmu umat akhir zaman, adakah kita semakin leka dan sudah tidak peduli dengan peringatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w dan peringatan dariNya yang banyak terkandung didalam Al Quran berkaitan hari kiamat?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Halaman Dunia Berbicara
Read More Here
-
Sayu!! Akibat Sikap Suami Yang Pentingkan Burung Dari Isteri Dan Anaknya… Mereka Ambik Keputusan Untuk Bunuh Diri Ibu Bawa Anak Bunuh D...
-
Allah s.w.t berfirman, maksudnya Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya ada di antara isteri-isteri kamu dan anak-anak kamu yang ...
-
BILA DUNIA DIAKHIR ZAMAN... AGAMA DIBELAKANGKAN Akan datang bagi manusia suatu zaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diper...