Showing posts with label Hadis. Show all posts
Showing posts with label Hadis. Show all posts

Kesalahan Suami Terhadap Isteri

===> Halaman Sebelumnya

5. Sikap keras, kasar, tidak lembut terhadap isteri
Rasulullah s.a.w bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}

Maka suami hendaklah berakhlak baik terhadap isterinya dengan bersikap lembut & menjauhi sikap kasar.

6. Kesombongan suami membantu isteri dalam urusan rumahtangga
Ini kesalahan yang paling banyak MENJANGKITI para suami. Padahal lelaki yang paling UTAMA yakni Rasulullah s.a.w tidak segan untuk membantu pekerjaan isterinya.

Ketika Aisyah r.a ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w di rumahnya, beliau menjawab:

“Beliau membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat.” {H.R. Bukhari}

7. Menyebarkan rahasia dan aib isterinya
“Sesungguhnya diantara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya.” {H.R. Muslim}

Dalam hadith ini diHARAMkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi antara dia dengan isterinya terutama perilaku keduanya di tempat tidur. Juga diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada isterinya baik berupa perkataan maupun perbuatan lainnya.

8. Sikap terburu-buru dalam menceraikan isteri
Wahai suami yang mulia, sesungguhnya hubungan antara engkau & isterimu adalah hubungan yang kuat lagi suci, oleh karena itu Islam menganggap penceraian adalah perkara besar yang tidak boleh diremehkan karena penceraian akan menyeret kepada kerusakan, kacau balaunya pendidikan anak dsb. Dan hendaknya perkataan cerai/talak itu tidak digunakan sebagai bahan gurauan/mainan. Karena Rasulullah s.a.w telah bersabda:

“Ada 3 hal yang kesungguhannya dan gurauannya sama-sama dianggap sungguh-sungguh yaitu: NIKAH, TALAK (cerai) dan RUJUK.” {H.R. Abu Daud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai “hasan” oleh asy-Syeikh Albani}

Memang perselisihan antara suami isteri sering terjadi kadang sampai mengarah kepada penceraian. Akan tetapi penceraian ini tidak boleh dijadikan sebagai langkah pertama dalam penyelesaian perselisihan ini. Bahkana harus diusahakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, karena kemungkinan besar akan banyak rasa penyesalan yang ditimbulkan dikemudian hari kelak.

Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgahsananya di atas air (laut), kemudian ia mengutus para tentaranya. Maka tentara yang paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya (penyesatannya). Maka datanglah salah satu tenteranya dan melapor: Aku telah melakukan ini dan itu, maka Iblis berkata: Engkau belum melakukan apa-apa, kemudian datanglah tentara yang lain dan melapor: Aku telah menggodanya hingga akhirnya aku menceraikannya dengan isterinya. Maka Iblis pun mendekatkan tentara syaitan ini di sisinya lalu berkata: Engkau tentara terbaik.” {H.R. Muslim}

9. Berpoligami tanpa memperhatikan ketentuan syari’at
Menikah untuk kedua kali, ketiga dan keempat kali merupakan salah satu perkara yang Allah syariatkan. Akan tetapi yang menjadi catatan di sini bahwa sebahagian orang yang ingin menerapkan syariat ini/telah menerapkannya tidak memperhatikan sikapnya yang tidak memenuhi kewajiban serta tanggungjawab terhadap isteri. Terutama isteri pertama & anak-anaknya.

“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinlah) seorang saja.” {Al-Quran, Surah An-Nisa : 3}

Sikap ini merupakan KEADILAN yang diperintahkan Allah s.w.t. Memang benar berpoligami merupakan syariat Islam, tetapi jika seseorang tidak mampu melaksanakannya dengan baik & tidak memenuhi syarat-syaratnya maka tidak boleh memikul tanggungjawabnya, bila dilakukan maka menjuruskan kerusakan sebuah rumahtangga, menghancurkan anak-anak & menambah permasalahan keluarga & juga kepada masyarakat. Maka fikirkanlah akibatnya & perhatikanlah dengan saksama perkaranya sebelum masuk kelayakan ke’dalam’nya.

10. Lemahnya kecemburuan
Para suami memBIARkan kemolekan, keindahan & kecantikan isterinya DINIKMATI & DIPERTONTONkan oleh ramai orang. Dia memBIARkan isterinya menampakkan auratnya ketika keluar rumah, membiarkan berkumpul dengan lelaki-lelaki lain. Bahkan sebahagian ada yang BANGGA karena telah memiliki isteri yang cantik yang boleh dinikmati ‘pandangan’ kebanyakan orang.

Padahal wanita di mata Islam adalah makhluk yang SANGAT mulia, sehingga keindahan & keelokannya hanya diperuntukkan atau DIKHUSUSkan buat suaminya saja dan tidak sesekali di’jaja’ sebebasnya kemana-mana.

Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istrinya tidak akan membiarkan isterinya berjabat tangan dengan lelaki lain yang BUKAN mahram.

“Ditusukkan kepala seorang lelaki dengan jarum dari besi lebih baik daripada dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” {lihat dalam ash-Shahihah : 226}

Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap isterinya, dia akan memperhatikan sabda Rasulullah s.a.w:

“Janganlah kalian masuk menemui para wanita.” lalu seorang Ansar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan al-hamwu (kerabat suami/ipar )?” Beliau mengatakan, “Al- hamwu (ipar) adalah kematian.” {Muttafaq ‘alaih}

Perhatikan juga ancaman Rasulullah s.a.w terhadap lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga (isteri):

“Tiga golongan yang Allah s.w.t tidak akan melihat mereka pada hari kiamat iaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts” {H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah : 674}

Dan ad-Dayyuts (dayus) adalah LELAKI yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarganya. Kecemburuan yang membawa kearah pendidikan agama dan bukannya cemburu buta. Dan berkaitan tentang dayus,  anda boleh membacanya disini ===> Adakah Anda Seorang Lelaki Yang Dayus?

Semoga bermanfaat buat kita semua khususnya buat mereka yang bergelar sebagai SUAMI. insyaAllah

===> Halaman Sebelumnya


Kesalahan Suami Terhadap Isteri


Kesalahan Suami Terhadap Isteri.

 Keutuhan sebuah rumahtangga sangat dipengaruhi oleh baiknya kepemimpinan seorang suami (sebagai ketua keluarga) dalam membina keluarganya. Lebih-lebih lagi adalah SIKAP & PERILAKUnya dalam bergaul dengan isterinya.

 Suami isteri sebagai tokoh UTAMA dan juga sebagai imam dalam sesebuah rumahtangga, bila mengalami kerusakan maka bangunan rumahtangga pun akan runtuh. Disebabkan hubungan ini seharusnya sangat dijaga dengan memperhatikan HAK & KEWAJIBAN masing-masing. Bagi suami isteri harus saling menunaikan kewajibannya setelah itu baru boleh mendapatkan apa yang menjadi haknya.

 Jika kita melihat kenyataan dalam masyarakat, dua sikap suami yang saling bertentangan dalam menyantuni isteri mereka, sikap inilah yang perlu di ambil perhatian, hal ini dapat menimbulkan masalah yang berujung dengan sebuah perceraian.

Pertama, suami yang meremehkan isterinya, yang mensia – siakan hak-haknya & melakukan pelbagai kesalahan berkaitan dengan hak isterinya.

 Kedua, suami melepaskan kendalinya terhadap isteri & membebaskannya begitu saja (dalam kata lain, , suami ber ‘LEPAS TANGAN’).

 Allah berfirman dalam Al-Quran, Surah An Nisa : 34 : “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki atas sebahagian yang lain (wanita) & mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yg soleh, ialah yang taat Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita- wanita yg kamu khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka & pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka & pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari–cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”

 Sepertimana seorang isteri mempunyai kesalahan, maka seorang suamilah yang wajib mendidik mereka dan jika dibiarkan kesalahan dan dosa maka seorang suami itu boleh dianggap dayus.
Berkaitan tentang dayus,  anda boleh membacanya disini ===> Adakah Anda Seorang Lelaki Yang Dayus?

Dan anda juga boleh membaca seterusnya disini berkaitan tanda tanda seorang isteri yang nusyuz
===> 7 tanda-tanda awal isteri derhaka kepada suami.

Dan dibawah ini adalah beberapa kesalahan seorang suami terhadap seorang isteri.
 Berikut ini adalah 10 (sepuluh) KESALAHAN-KESALAHAN suami yang banyak dilakukan, yang kesemuanya berdasarkan kepada dua sikap keliru tipe para suami diatas:

 1. Tidak mengajarkan AGAMA dan HUKUM syariat Islam kepada isteri 
Banyak kita temui bahwa para isteri tidak mengetahui bagaimana cara sholat yang betul, hukum haid & nifas, bertingkah laku/berperilaku terhadap suami secara tidak Islami & tidak mendidik anak-anak secara Islam. Bahkan ada yang terjerumus ke dalam pelbagai jenis kesyirikan. Yang menjadi fokus perhatian seorang isteri hanyalah bagaimana cara memasak & menghidangkan makanan tertentu, cara berdandan yang cantik dan sebagainya.

Tidak lain semua kerana tuntutan suami, sedangkan masalah AGAMA, terutama ibadahnya tidak pernah ditanyakan oleh suami.
 Padahal Allah s.w.t berfirman yang bermaksud: “Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan” {Al-Quran, Surah At-Tahrim:6}

 Maka para suami diminta untuk tidak sesekali mengABAIkan hal ini, karena semuanya akan diminta dipertanggungjawaban atasnya. Hendaklah benar-benar mengajarkan agama kepada isterinya, baik dilakukan sendiri atau melalui perantara. Antara lain yang dapat dilakukan; menghadiahkan buku-buku tentang Islam & hukum-hukumnya serta berbincang bersama-sama, kaset/cd ceramah, mengajak isterinya menghadiri ke majlis-majlis ILMU yang disampaikan oleh orang-orang yang berilmu dsb.. (yang paling praktis.. ajaklah solat berjamaah di rumah atau di masjid )

 2. Suka mencari kekurangan & kesalahan isteri 
Dalam suatu hadith riwayat Bukhari & Muslim, Rasulullah s.a.w melarang lelaki yang berpergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di waktu malam, karena dikhawatirkan akan mendapati berbagai kekurangan isteri & cela isterinya. Bahkan suami diminta bersabar & menahan diri dari kekurangan yang ada pada isterinya, juga ketika isteri tidak melaksanakan kewajibannya. Karena suami juga mempunyai kekurangan & celaan, seperti sabda Rasulullah:

 “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.” {H.R. Muslim}

 3. Memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan isteri 
Ini termasuk bentuk kezaliman terhadap isteri, antara lain iaitu: Menggunakan pukulan di tahap awal pemberitahuan hukuman {lihat Al-Quran, Surah An-Nisa : 34}

Mengusir isteri dari rumahnya tanpa ada kebenaran secara syar’ie {lihat Al-Quran, Surah Ath-Thalaq : 1}
Memukul wajah, mencela dan menghina. Dalam as-Sunan dan al-Musnan dari

Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi bahawa ia berkata: “Ya Rasulullah, apakah HAK isteri atas suaminya? Nabi s.a.w menjawab: “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..” {H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}

 4. Culas dalam memberi nafkah kepada isteri
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun yaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu; dan kewajiban ayah ialah memberi makan dan pakaian kepada isterinya itu menurut cara yang sepatutnya. Tidaklah diberatkan seseorang melainkan menurut kemampuannya. Janganlah menjadikan seseorang ibu itu menderita karena anaknya, dan (jangan juga menjadikan) seseorang ayah itu menderita karena anaknya; dan waris juga menanggung kewajiban yang tersebut (jika si ayah telah tiada). kemudian jika keduanya (suami isteri berkeinginan menghentikan penyusuan itu dengan persetujuan (yang telah dicapai oleh) mereka sesudah berunding, maka mereka berdua tidaklah salah (melakukannya). Dan jika kamu hendak beri anak-anak kamu menyusu kepada orang lain, maka tidak ada salahnya bagi kamu apabila kamu serahkan (upah) yang kamu berikan itu dengan cara yang patut. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, serta ketahuilah, sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apapun yang kamu lakukan.” {Al-Quran, Surah Al-Baqarah : 233}

 Isteri BERHAK mendapatkan nafkah, kerana dia telah membolehkan suaminya bersenang–senang kepadanya, dia telah mentaati suaminya, tinggal di rumahnya, mengasuh & mendidik anak-anaknya. Dan jika isteri mendapati suaminya culas dalam memberi nafkah, bakhil, tidak memberikan nafkah kepadanya tanpa ada pembenaran syar’i, maka dia boleh mengambil harta suami untuk mencukupi keperluannya secara ma’ruf (tidak berlebihan) meskipun tanpa sepengetahuan suaminya.

 Sabda Rasulullah s.a.w: “Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya sedangkan dia mengharapkan pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya.” {Muttafaq ‘alaih}

===> Halaman Seterusnya

Sayangilah Mak Sementara Dia Masih Ada. Kerana Doanya Tiada Hijab










Sayangilah mak sementara dia masih ada. Kerana doanya tiada hijab. Hilanglah satu rahmat bila Mak kembali kepada Pencipta-Nya.




Mak tu,
Walau mulutnya marah, tapi hatinya tidak.

Mak tu,
Walau dia kata lantaklah kamu, tapi otaknya masih fikirkan hal kamu.

Mak tu,
Walau dia kata taknak makan sudah, tapi sedar² lauk kegemaran kamu ada kat atas meja.

Mak tu,
Walau dia kata kamu buat salah kamu tanggung sendiri, tapi dia yg tak tidur malam fikirkan masalah kamu, tahu² dia yg bagi jalan utk kamu selesaikan masalah kamu.

Mak tu,
Walau dia kata kamu jahat, degil, sampai dia penat bagi nasihat, tapi dlm setiap solatnya ada doa utk kamu.

Mak tu,
Walau kamu dah ada keluarga sendiri, tapi dia masih risaukan kesihatan kamu.

Mak tu,
Walau kamu dah besar panjang & tinggal jauh darinya, tapi dia masih gembira jika dpt masakkan & sendukkan nasi ke pinggan anak²nya.

Mak tu,
Walau katanya dia dah tua nak rehat taknak masak dah, tapi dialah paling sibuk memasak bila tahu anaknya nak balik makan.

Mak tu,
Walau nampak dia letih, tapi hatinya paling gembira bila lihat anaknya makan masakannya dgn penuh selera.

Mak tu,
Walau mulutnya kata dia ok, tapi hatinya Allah je yg tahu.




Mak tu,
Walau dia makin tua makin lupa, tapi dia tak pernah lupa janji anak²nya.

Mak tu,
Walau dia kelihatan tenang dikala kamu sedang susah, tapi dialah yg sebenarnya paling sedih.

Mak tu,
Walau dia kelihatan kuat, tapi dialah paling lemah bila anaknya susah.

Mak tu,
Walau dia cakap dia tak suka apa yg kamu buat, tapi dlm diamnya dia cuba mengikut apa yg kamu mahu.

Mak tu,
Tiada gantinya walau berapa harta yg kita ada. Tiada gantinya walau dia buruk atau miskin. Tiada gantinya walau siapapun kamu. Tiada gantinya walau kau dpt mak angkat, mak mertua atau mak apapun yg dilihat jauh lebih sempurna, namun Mak kita takkan pernah sama dgn sesiapa. Sebab dia mak kita. DIA MAK KITA.

Sayangilah mak sementara dia masih ada. Kerana doanya tiada hijab. Hilanglah satu rahmat bila Mak kembali kepada Pencipta-Nya.
.
Kredit : @Farizal Radzali

Untukmu Umat Akhir Zaman. Halaman-dunia




Assalamualaikum,
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali sinonim untuk kata kiamat. Tidak kurang dari sembilan belas kata di dalam Al-Qur’an itu yang mempunyai makna yang sepadan dengan kiamat. Lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut:

Hari Kiamat berarti Yaumus Saa’ah (Hari Kiamat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al-Mu’min: 59).

Hari Kiamat berarti Yaumul Ba’tsi (Hari Kebangkitan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) manurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan; maka inilah hari kebangkitan itu…” (QS. Ar Ruum: 56).

Hari Kiamat berarti Yaumud-Din (Hari Agama/Hari Pembalasan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Yang menguasai Hari Pembalasan.” (QS. Al-Faatihah: 3).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Hasrah (Hari Penyesalan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Dan berilah mereka peringatan tentang Hari Penyesalan..” (QS. Maryam: 39).

Hari Kiamat berarti Ad-Daarul-Akhirah (Hari Akhirat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabuut: 64).

Hari Kiamat berarti Yaumut-Tanaad (Hari Panggil Memanggil), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggl memanggil.” (QS. Al-Mu’min: 32).

Hari Kiamat itu dinamakan hari panggil memanggil karena orang yang berkumpul di Padang Mahsyar sebagian memanggil sebagian yang lain untuk meminta tolong.

Hari Kiamat berarti Daarul-Qaraar (Negeri yang Kekal), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Al-Mu’min: 39).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Fashli (Hari Keputusan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.” (QS. Ash-Shaffat: 21).

Hari keputusan maksudnya ialah hari Allah SWT memberi keputusan dan pembalasan kepada hamba-Nya.

Hari Kiamat bererti Yaumul-Jam’i (Hari Dikumpulkannya Manusia), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya …” (QS. Asy-Syuura: 7).


Hari Kiamat berarti Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab (perhitungan).” (QS. Shaad: 53).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Wa’iid (Hari Ancaman), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Dan ditiuplah sangkakala, itulah hari terlaksanannya ancaman.” (QS. Qaaf: 20).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Khulud (Hari Abadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.” (QS. Qaaf: 34).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Khuruuj (Hari Keluar dari Kubur), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“(yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaaf: 42).

Baca Seterusnya ===> KEHIDUPAN... Dunia Akhir Zaman

Hari Kiamat berarti Al-Waaqi’ah (Hari Kejadian), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Apabila terjadi hari kiamat.” (QS. Al-Waaqi’ah: 1).

Hari Kiamat berarti Al-Haaqqah (Hari Pasti Terjadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haaqqah: 1-3).

Hari Kiamat berarti Ath-Thaammatul-Kubra (Hari Malapetaka yang Maha Besar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Naazi’aat: 34).

Hari Kiamat berarti Ash-Shaakh-khah (Hari Suara yang Menggelegar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).” (QS. ‘Abasa: 33).

Hari Kiamat berarti Al-Aazifah (Hari yang tiba-tiba), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut in:
“Telah dekat terjadinya kiamat.” (QS. An-Najm: 57).

Hari Kiamat berarti Al-Qaari’ah (Hari Bencana), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:
“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Qaari’ah: 1-3).

Hari Kiamat berarti tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“… Sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu suatu kejadian yang sangat dahsyat.” (QS. Al-Hajj: 1).

Diriwayat dari sahabat Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang ingin melihat fenomena Hari Kiamat (dengan gambaran yang jelas) seakan-akan ia melihatnya di depan mata, maka hendaknya ia membaca (Surah At-Takwiir); Apabila matahari digulung dan apabila bintang-bintang berjatuhan dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan …” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri ra Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Bumi akan dilipat seperti roti pada hari kiamat dan Allah akan menggenggamnya sebagaimana kamu menggenggam rotimu yang kau siapkan untuk bekal dalam perjalanan …” (Riwayat Al-Imam Bukhari)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW pernah berkata:

“Pada hari kiamat manusia akan tenggelam dalam keringatnya sendiri yang tingginya mencapai mulut dan telinga mereka.” (Riwayat Imam Bukhari dan Ahmad).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika kiamat terjadi, dua orang yang hendak berjual beli telah menghamparkan kain di hadapan keduanya, tidak sempat lagi meneruskan jual beli dan tidak pula sempat melihat kain. Ketika Kiamat terjadi, seseorang yang baru selesai memerah susu sapinya tidak sempat lagi meminumnya. Ketika kiamat terjadi seseorang yang sedang memperbaiki kolamnya tidak sempat lagi meminum airnya. Ketika Kiamat terjadi seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya.” (Riwayat Imam Bukhari).

Maka,  untukmu umat akhir zaman,  adakah kita semakin leka dan sudah tidak peduli dengan peringatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w dan peringatan dariNya yang banyak terkandung didalam Al Quran berkaitan hari kiamat? 

Lima Cara Pergaulan Wanita Menurut Islam. Halamam-Dunia



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya terdapat banyak pesan dari Nabi Muhammad s.a.w untuk kaum wanita namun adakah diingati dan dituruti pesan itu. Didalam blog ini saya nyatakan Lima Pesan Rasulullah Kepada Wanita Dalam Pergaulan. Pergaulan merupakan sesuatu perkara yang amat penting buat manusia khususnya buat kaum wanita agar tidak terjerumus kearah dosa dan fitnah.

Allah SWT menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin, yakni lelaki dan wanita. Dilahirkan sebagai wanita adalah sebuah anugerah yang sangat indah dan dilindungi didalam Islam. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh lelaki sekalipun.  Anugerah tersebut akan semakin bertambah jika ia menjadi muslimah yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah semata mata.

Akan tetapi, menjadi wanita muslimah tidaklah mudah, akan banyak sekali godaan yang menghampiri dalam pencapaiannya. Terlebih lagi ketika memasuki masa remaja, godaan untuk menuju wanita muslimah sangatlah berat apabila sedari diri ia tidak diajarkan mengenal Allah. Salah satu godaan terbesar adalah ketertarikan kepada lawan jenis, fesyen dan sebagainya.

Bukan hal yang mudah bagi remaja muslim untuk melewati masa ini. Akan tetapi, akan sungguh indah balasan Allah kepada wanita yang berhasil melewati masa pubertas ini. Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Rasulullah SAW. Hingga beliau menitipkan pesan kepada kaum wanita dalam pergaulan hidupnya sehari-hari, agar terhindar dari pergaulan yang dilarang dalam Islam. Berikut ini adalah lima pesan Rasulullah untuk kaum wanita dalam pergaulan.

1. Dilarang untuk Berkholwat (berdua-duan)
Banyak sekali alasan remaja lelaki dan wanita untuk berjalan bersama. Mereka memakai alibi sebagai teman untuk boleh  berduaan kemana-mana, seperti berangkat ke sekolah, dan pulang sekolah bersama. Hal ini merupakan gambaran umum remaja pada zaman sekarang. Sudah tidak ada lagi batasan-batasan mengenai pergaulan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan mereka tidak lagi menjaga adab-adab bergaul dengan lawan jenisnya. Untuk itulah Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya agar tidak berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Karena jika mereka hanya berdua laki-laki dan perempuan, maka ketiga yang mendampinginya adalah syaitan.
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena syaitan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)

2. Menundukkan Pandangan
Pesan kedua Rasulullah kepada wanita dalam pergaulannya adalah menjaga pandangannya. Hal ini tidak untuk wanita saja, melainkan juga untuk kaum lelaki. Karena pandangan dua manusia yang berbeza jenis kelamin termasuk panah-panah syaitan. Jika hanya sepintas berpandangan itu tidak masalah, namun yang jadi masalah adalah ketika mereka memandang dalam waktu yang lama. Untuk itu segeralah tundukkkan kepala sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi fikiran serta hati kita.

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)

Wahai Lelaki Beriman, Tundukkanlah Pandanganmu dan Peliharalah Kemaluanmu Kerana Ia Lebih Suci Buat Kamu Dan Ingatlah Bahawa Allah Sentiasa Melihat Apa Yang Kamu Lakukan

Allah berfirman,"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-Nuur 24:30)

Wahai Wanita Beriman, Tutuplah Auratmu Dgn Sempurna Dengan Menutupi Dada dan Juga Menutup Seluruh Badan Dengan Pakaian Yang Longgar Serta Tidak Berwangi-Wangian. Nescaya Allah Pasti Menyelamatkah Kamu Dari Gangguan Manusia

Allah berfirman,"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya"(An-Nuur 24:31)

Allah berfirman,"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(Al-Ahzzab 33:59)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:“Sesiapapun wanita yang memakai wangian lalu dia melintas di hadapan lelaki supaya mereka dapat menghidu kewangiannya, dia adalah penzina.” [Diriwayatkan oleh al-Nasai dan dinilai hasan oleh al-Albani di dalam Shahih Sunan al-Nasai – hadis no: 5141]

3. Jaga Aurat Terhadap Lawan Jenis khususnya dalam berpakaian.
Pesan ketiga Rasulullah adalah untuk menjaga aurat. Wanita adalah makhluk yang mulia, aurat yang harus dijaganya juga lebih banyak dibandingkan laki-laki. Untuk itu, janganlah sesekali memperlihatkan aurat kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Gunakanlah pakaian yang lebar atau tidak membentuk tubuh, gunakan jilbab yang menjulur dan menutupi dada. Adapun yang boleh diperlihatkan oleh wanita hanyalah kedua telapak tangan dan wajahnya, selebihnya adalah aurat yang tidak boleh diumbar-umbar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka syaitan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi, shahih)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).

Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.

Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.

Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.

Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.

Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)

4. Tidak Boleh Ikhtilat (Campur Baur Antara Wanita Dan lelaki)
Ikhtilat artinya campur baurnya seorang wanita dan laki-laki dalam satu tempa dimana tanpa ada pembatas di antara mereka. Sehingga mereka boleh sesuka hati memandang lawan jenis yang sudah jelas tidak diperbolehkan. Untuk wanita muslimah, tentu saja ia tidak mau dijadikan sebagai objek pandangan lelaki. Untuk itu, hindarilah perkumpulan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya agar terhindar dari dosa. Karena hal ini adalah perintah Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan akan menjadi dosa apabila tidak mentaatinya.
Namun didalam akhir zaman ini, kita sering melihat wanita dan lelaki bercampur gaul.

5. Menjaga Kemaluan
Pesan terakhir dari Rasulullah kepada kaum wanita adalah untuk menjaga kemaluannya. Menjaga kemaluan bukanlah hal yang mudah pada saat ini, itu disebabkan banyaknya remaja yang sudah terjerumus di dalam pergaulan dan seks bebas. Untuk itu, sebagai kaum muslim kita harus mengetahui bagaimana cara menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau yang membangkitkan nafsu syahwat, tidak sering membaca kisah-kisah percintaan, dan menghindari terlalu sering berkomunikasi dengan lawan jenis.

Itulah lima pesan Rasulullah kepada wanita di dalam pergaulannya. Sudah selayaknya sebagai seorang muslimah mentaati semua pesan Rasulullah tersebut. Sebagai wanita muslimah harus yakin bahwa kehormatan harus dijaga dan dirawat. Terlebih lagi saat berkomunikasi dan bergaul dengan lawan jenis, agar tidak menimbulkan bahaya bahkan fitnah. Kerana fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh.

Baca blog seterusnya
==> Kenapa dikatakan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh.

Adakah Anda Seorang Lelaki Yang Dayus?

Bagaimana keadaan para lelaki di akhir zaman? Adakah mereka sebenarnya benar benar memikul tanggungjawab yang diamanahkan keatas mereka? Ataupun sudah bergelar sebagai DAYUS? Ada juga para lelaki yang mengatakan isteri isteri mereka telah nusyuz (derhaka) namun adakah para lelaki yang bergelar suami membimbing mereka? Atau sudah bergelar dayus?

Apakah yang dimaksudkan dengan perkataan DAYUS?

Dayus ialah dimaksudkan kepada orang yang membiarkan atau merelakan keluarganya melakukan maksiat tanpa dicari jalan untuk mencegahnya.Umpamanya seorang suami membiarkan isterinya bergaul bebas dengan lelaki bukan mahram.Sementara isteri pula merelakan dirinya sebegitu.Atau kedua ibu bapa membiarkan anak-anak mereka melakukan pergaulan bebas dan melakukan maksiat. Tahukah anda,bahawa perkara ini tergolong dalam dosa besar.

WAHAI PARA LELAKI ATAUPUN LELAKI YANG SUDAH BERGELAR SEBAGAI SUAMI, SILAKAN MEMBACA, MERENUNGKAN APA ITU DAYUS.

Menurut Islam Dan Pengertiannya | Bukan mudah menjadi suami kerana tanggungjawab yang digalas oleh suami adalah sangat besar terutama dalam bab tanggungjawab mereka terhadap isteri mereka dan anak-anak perempuan mereka. Bagi memudahkan kefahaman, tulisan ringkas ini akan fokus kepada isu lelaki dayus yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w tidak akan masuk syurga.
Nabi s.a.w bersabda :
ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة: العاق لوالديه، والمترجلة، والديوث. رواه أحمد والنسائي
Ertinya : Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat (bermakna tiada bantuan dari dikenakan azab) mereka di hari kiamat: Si penderhaka kepada ibu bapa, si perempuan yang menyerupai lelaki dan si lelaki dayus. (H.R. Ahmad dan An-Nasaie; Albani mengesahkannya Sahih : Ghayatul Maram, no. 278)

Dalam sebuah hadith lain pula :
ثلاثةٌ قد حَرّمَ اللهُ – تَبَارَكَ وَتَعَالَى – عليهم الجنةَ : مُدْمِنُ الخمر ، والعاقّ ، والدّيّوثُ الذي يُقِرُّ في أَهْلِهِ الخُبْثَ . رواه أحمد والنسائي .
Ertinya : Tiga yang telah Allah haramkan baginya syurga: Orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan si dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya. (H.R. Ahmad)

Malah banyak lagi hadith-hadith yang membawa makna yang hampir dengan dua hadith ini. Secara ringkasnya, apakah dan siapakah lelaki dayus?

Erti Dayus
Maksud Lelaki Dayus Menurut Islam Dan Pengertiannya 1Dayus telah disebutkan dalam beberapa riwayat athar dan hadith yang lain iaitu :
1. Sabda Nabi s.a.w :
وعن عمار بن ياسر عن رسول الله قال ثلاثة لا يدخلون الجنة أبدا الديوث والرجلة من النساء والمدمن الخمر قالوا يا رسول الله أما المدمن الخمر فقد عرفناه فما الديوث قال الذي لا يبالي من دخل على أهله
Ertinya : Dari Ammar bin Yasir berkata, ia mendengar dari Rasulullah s.a.w bersabda: Tiga yang tidak memasuki syurga sampai bila-bila iaitu si dayus, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak. Lalu sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu dayus? Bersabda Nabi s.a.w: Iaitu orang yang tidak memperdulikan siapa yang masuk bertemu dengan ahlinya (isteri dan anak-anaknya). (H.R. At-Thabrani; Majma az-Zawaid, 4/327 dan rawinya adalah thiqat)
Dari hadith di atas, kita dapat memahami bahawa maksud lelaki dayus adalah si suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dan ambil endah dengan siapa isteri dan anaknya bersama, bertemu, malah sebahagiannya membiarkan sahaja isterinya dan anak perempuannya dipegang dan dipeluk oleh sebarangan lelaki lain.
2. Pernah juga diriwayatkan dalam hadith lain, soalan yang sama dari sahabat tentang siapakah dayus, lalu jawab Nabi :-
قالوا يا رسول الله وما الديوث قال من يقر السوء في أهله
Ertinya : Apakah dayus itu wahai Rasulullah? Jawab Nabi: Iaitu seseorang (lelaki) yang membiarkan kejahatan (zina, buka aurat, bergaul bebas) dilakukan oleh ahlinya (isteri dan keluarganya)
Penerangan Ulama Tentang Lelaki Dayus
Jika kita melihat tafsiran oleh para ulama berkenaan istilah dayus, ia adalah seperti berikut :
هو الذي لا يغار على أهله
Ertinya : Seseorang yang tidak ada perasaan cemburu (kerana iman) terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya) (An-Nihayah,2/147 ; Lisan al-Arab, 2/150)
Imam Al-‘Aini pula berkata : Cemburu lawannya dayus. (Umdatul Qari, 18/228)
Berkata pula An-Nuhas :
قال النحاس هو أن يحمي الرجل زوجته وغيرها من قرابته ويمنع أن يدخل عليهن أو يراهن غير ذي محرم
Ertinya : Cemburu (iaitu lawan kepada dayus) adalah seorang lelaki itu melindungi isterinya dan kaum kerabatnya dari ditemui dan dilihat (auratnya) oleh lelaki bukan mahram. (Tuhfatul Ahwazi, 9/357)

Disebut dalam kitab Faidhul Qadir :
فكأن الديوث ذلل حتى رأى المنكر بأهله فلا يغيره
Ertinya : Seolah-olah takrif dayus itu membawa erti kehinaan (kepada si lelaki) sehingga apabila ia melihat kemungkaran (dilakukan) oleh isteri dan ahli keluarganya ia tidak mengubahnya. (Faidhul Qadir, 3/327)
Imam Az-Zahabi pula berkata :
فمن كان يظن بأهله الفاحشة ويتغافل لمحبته فيها فهو دون من يعرس عليها ولا خير فيمن لا غيرة فيه
Ertinya : Dayus adalah sesiapa yang menyangka (atau mendapat tanda) bahawa isterinya melakukan perkara keji (seperti zina) maka ia mengabaikannya kerana cintanya kepada isterinya, maka tiada kebaikan untuknya dan tanda tiada kecemburuan (yang diperlukan oleh Islam) dalam dirinya. (Al-Kabair, 1/62)
Imam Ibn Qayyim pula berkata :
قال ابن القيم وذكر الديوث في هذا وما قبله يدل على أن أصل الدين الغيرة من لا غيرة له لا دين له فالغيرة تحمي القلب فتحمى له الجوارح فترفع السوء والفواحش وعدمها يميت القلب فتموت الجوارح فلا يبقى عندها دفع البتة
Ertinya : Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa ambil berat (protective) atau kecemburuan (terhadap ahli keluarga), dan barangsiapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga terjauh dari kejahatan dan perkara keji, tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitiviti anggota (terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.
Dayus Adalah Dosa Besar
Ulama’ Islam juga bersetuju untuk mengkategorikan dayus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar :
لَعَنَ اللَّهُ الدَّيُّوثَ ( وَاللَّعْنُ مِنْ عَلَامَاتِ الْكَبِيرَةِ فَلِهَذَا وَجَبَ الْفِرَاقُ وَحَرُمَتْ الْعِشْرَةُ)
Ertinya : Allah telah melaknat lelaki dayus (laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu dari isterinya dan diharamkan bergaul dengannya) (Matalib uli nuha, 5/320)

Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang terpakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayusan lelaki ini. Petikan ini pula menunjukkan lebih dahsyatnya takrifan para ulama tentang erti dayus dan istilah yang hampir dengannya :
والقواد عند العامة السمسار في الزنى
Ertinya : Al-Qawwad (salah satu istilah yang disama ertikan dengan dayus) di sisi umum ulama adalah broker kepada zina. (Manar as-sabil, 2/340 , rawdhatul tolibin, 8/186)
Imam Az-Zahabi menerangkan lagi berkenaan perihal dayus dengan katanya :
الديوث وهو الذي يعلم بالفاحشة في أهله ويسكت ولا يغار وورد أيضا أن من وضع يده على امرأة لا تحل له بشهوة
Ertinya : Dayus, iaitu lelaki yang mengetahui perkara keji dilakukan oleh ahlinya dan ia sekadar senyap dan tiada rasa cemburu (atau ingin bertindak), dan termasuk juga ertinya adalah sesiapa yang meletakkan tangannya kepada seorang wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat. (Al-kabair, 1/45)
Cemburu Dituntut Islam & Jangan Marah
Ada isteri yang menyalahkan suami kerana terlalu cemburu, benar cemburu buta memang menyusahkan, memang dalam hal suami yang bertanya isteri itu dan ini menyiasat, saya nasihatkan agar isteri janganlah memarahi suami anda yang melakukan tindakan demikian dan jangan juga merasakan kecil hati sambil membuat kesimpulan bahawa suami tidak percaya kepada diri anda. Kerap berlaku, suami akan segera disalah erti sebagai ‘tidak mempunyai kepercayaan’ kepada isteri.
Sebenarnya, kita perlu memahami bahawa ia adalah satu tuntutan dalam Islam dan menunjukkan anda sedang memiliki suami yang bertanggungjawab dan sedang subur imannya.
Selain itu, bergembiralah sang suami yang memperolehi isteri solehah kerana suami tidak lagi sukar untuk mengelakkan dirinya dari terjerumus dalam lembah kedayusan. Ini kerana tanpa sebarang campur tangan dan nasihat dari sang suami, isteri sudah pandai menjaga aurat, maruah dan dirinya.
Nabi s.a.w bersabda :
من سعادة ابن آدم المرأة الصالحة
Ertinya : Dari tanda kebahagian anak Adam adalah memperolehi wanita solehah (isteri dan anak). (H.R. Ahmad, no. 1445, 1/168)
Memang amat beruntung, malangnya tidak mudah memperolehi isteri solehah di zaman kehancuran ini, sebagaimana sukarnya mencari suami yang tidak dayus. Sejak dulu, agak banyak juga email dari pelbagai golongan muda menyebut tentang keterlanjuran mereka secara ‘ringan’ dan ‘berat’, mereka ingin mengetahui cara bertaubat.
‘Ringan-ringan’ Sebelum Kahwin
Jika seorang bapa mengetahui ‘ringan-ringan’ anak dan membiarkannya, ia dayus. Ingin ditegaskan, seorang wanita dan lelaki yang telah ‘ringan-ringan’ atau ‘terlanjur’ sebelum kahwin di ketika bercinta, tanpa taubat yang sangat serius, rumahtangga mereka pasti goyah. Kemungkinan besar apabila telah berumahtangga, si suami atau isteri ini akan terjebak juga dengan ‘ringan-ringan’ dengan orang lain pula.
Hanya dengan taubat nasuha dapat menghalangkan aktiviti mungkar itu dari melepasi alam rumahtangga mereka. Seterusnya, ia akan merebak pula kepada anak-anak mereka, ini kerana benih ‘ringan-ringan’ dan ‘terlanjur’ ini akan terus merebak kepada zuriat mereka. Awas!!
Dalam hal ini, semua suami dan ayah perlu bertindak bagi mengelakkan diri mereka jatuh dalam dayus. Jagalah zuriat anda. Suami juga patut sekali sekala menyemak handphone isteri, beg isteri dan lain-lain untuk memastikan tiada yang diragui. Mungkin ada isteri yang curang ini dapat menyembunyikan dosanya, tetapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan tertangkap jua.
Pasti akan ada wanita yang kata, “Habis, kami ini tak payah check suami kami ke ustaz?” Jawabnya, perlu juga, cuma topic sekarang ni sedang menceritakan tanggungjawab suami. Maka perlulah fokus kepada tugas suami dulu.
Cemburu seorang suami dan ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga maruah dan kehormatan isteri dan anak-anaknya.

Diriwayatkan bagaimana satu peristiwa di zaman Nabi :
قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِي لَضَرَبْتُهُ بِالسّيْفِ غَيْرُ مُصْفِحٍ عَنْهُ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه على آله وسلم فَقَالَ : أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ ؟ فَوَ الله لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ ، وَالله أَغْيَرُ مِنّي ، مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ الله حَرّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن.
Ertinya : Berkata Ubadah bin Somit r.a: Jika aku nampak ada lelaki yang sibuk bersama isteriku, nescaya akan ku pukulnya dengan pedangku, maka disampaikan kepada Nabi akan kata-kata Sa’ad tadi, lalu Nabi s.a.w bersabda : Adakah kamu kagum dengan sifat cemburu (untuk agama) yang dipunyai oleh Sa’ad? Demi Allah, aku lebih kuat cemburu (ambil endah dan benci demi agama) berbandingnya, malah Allah lebih cemburu dariku, kerana kecemburuan Allah itulah maka diharamkan setiap perkara keji yang ternyata dan tersembunyi. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Lihat betapa Allah dan RasulNya inginkan para suami dan ayah mempunyai sifat protective kepada ahli keluarga dari melakukan sebarang perkara keji dan mungkar, khasnya zina.

Bila Lelaki menjadi Dayus?

Secara mudahnya cuba kita lihat betapa ramainya lelaki akan menjadi DAYUS apabila:
1. Membiarkan kecantikan aurat, bentuk tubuh isterinya dinikmati oleh lelaki lain sepanjang waktu pejabat (jika bekerja) atau di luar rumah.
2. Membiarkan isterinya balik lewat dari kerja yang tidak diketahui bersama dengan lelaki apa dan siapa, serta apa yang dibuatnya di pejabat dan siapa yang menghantar.
3. Membiarkan aurat isterinya dan anak perempuannya dewasanya terlihat (terselak kain) semasa menaiki motor atau apa jua kenderaan sepanjang yang menyebabkan aurat terlihat.
4. Membiarkan anak perempuannya ber’dating’ dengan tunangnya atau teman lelaki bukan mahramnya.
5. Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan pasangannya di rumah kononnya ibu bapa ‘sporting’ yang memahami.
6. Menyuruh, mengarahkan dan berbangga dengan anak perempuan dan isteri memakai pakaian yang seksi di luar rumah.
7. Membiarkan anak perempuannya memasuki akademi fantasia, mentor, gang starz dan lain-lain yang sepertinya sehingga mempamerkan kecantikan kepada jutaan manusia bukan mahram.
8. Membiarkan isterinya atau anaknya menjadi pelakon dan berpelukan dengan lelaki lain, kononnya atas dasar seni dan lakonan semata-mata. Adakah semasa berlakon nafsu seorang lelaki di hilangkan? Tidak sama sekali.
9. Membiarkan isteri kerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan sempurna.
10. Membiarkan isteri disentuh anggota tubuhnya oleh lelaki lain tanpa sebab yang diiktiraf oleh Islam seperti menyelematkannya dari lemas dan yang sepertinya.
11. Membiarkan isterinya bersalin dengan dibidani oleh doktor lelaki tanpa terdesak dan keperluan yang tiada pilihan.
12. Membawa isteri dan anak perempuan untuk dirawati oleh doktor lelaki sedangkan wujudnya klinik dan hospital yang mempunyai doktor wanita.
13. Membiarkan isteri pergi kerja menumpang dengan teman lelaki sepejabat tanpa sebarang cemburu.
14. Membiarkan isteri kerap berdua-duan dengan pemandu kereta lelaki tanpa sebarang pemerhatian.


Terlalu banyak lagi jika ingin coretkan di sini. Kedayusan ini hanya akan sabit kepada lelaki jika semua maksiat yang dilakukan oleh isteri atau anaknya secara terbuka dan diketahui olehnya, adapun jika berlaku secara sulit, suami tidaklah bertanggungjawab dan tidak sabit ‘dayus’ kepada dirinya.
Mungkin kita akan berkata dalam hati: “Jika demikian, ramainya lelaki dayus di kelilingku.”
Lebih penting adalah kita melihat, adakah kita sendiri tergolong dalam salah satu yang disebut tadi. Awas wahai lelaki beriman, jangan kita termasuk dalam golongan yang berdosa besar ini. Wahai para isteri dan anak-anak perempuan, jika anda sayangkan suami dan bapa anda, janganlah anda memasukkan mereka dalam kategori dayus yang tiada ruang untuk ke syurga Allah s.w.t. Sayangilah dirimu dan keluargamu. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Akhirnya, wahai para suami dan ayah, pertahankan agama isteri dan keluargamu walau terpaksa bermatian kerananya. Nabi s.a.w bersabda :
من قتل دون أهله فهو شهيد
Ertinya : Barangsiapa yang mati dibunuh kerana mempertahankan ahli keluarganya, maka ia adalah mati syahid. 
(H.R. Ahmad; sahih menurut Syeikh Syuaib Arnout)

Renung-renungkan.

Kenapa, dikatakan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh?


Sebelum ini saya pernah katakan yang saya akan terangkan serba sedikit Kenapa dikatakan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh didalam blog saya yang lepas iaitu:
KEHIDUPAN... Dunia Akhir Zaman

          Sememangnya ramai yang mengulas ataupun menerangkan apa itu fitnah dan kenapa lebih merbahaya daripada membunuh. Dan dalam zaman ini ramai tidak sedar telah membuat fitnah. Semoga kita senantiasa berhati hati agar tidak melakukannya.
Maksud fitnah: Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa yang tak terampuni oleh Allah S.W.T. Oleh karenya, Islam melarang umatnya memfitnah sebab fitnah adalah haram. Fitnah itu bila kita katakan yang tiada, laksanakan yang tiada, tidak menurut syarak...menjadi ada...dan yang perlu  ada didalam Islam untuk setiap satu urusan menjadi tiada.

Dan didalam surah Al Baqarah ada dinyatakan berkaitan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh kenapa?
Allah s.w.t berfirman maksudnya
Dan (ingatlah bahawa angkara) fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan dan janganlah kamu memerangi mereka di sekitar masjid Al-Haraam sehingga mereka memerangi kamu di situ. Oleh itu kalau mereka memerangi kamu (di situ), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah 2:191 )
Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan (sehingga) menjadilah agama itu semata-mata kerana Allah. Kemudian jika mereka berhenti maka tidaklah ada permusuhan lagi melainkan terhadap orang-orang yang zalim.
(Al-Baqarah 2:193 )


KENAPA? LEBIH MERBAHAYA DARIPADA MEMBUNUH.
Sebelumnya fahamai terlebih dahulu tentang hadis dibawah.
Nabi Muhammad s.a.w bersabda
Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakan itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan suatu kedustaan).
Melalui pemahaman saya, bila kita mengatakan sesuatu lalu perkara itu tidak betul dan tiada didalam diri seseorang maka kita telah memfitnahnya maka bagaimana bila kita melaksanakan sesuatu urusan dan didalam urusan itu kita katakan dan perbuat sesuatu dengan menurut cara, peraturan yang tiada didalam Islam dan tidak menurut syarak... maka kita telah memfitnah agama kita sendiri yakni cara, peraturan agama kita sendiri. Kita mentiadakan yang perlu ada dan mengada kan yang tiada. Dimana bahayanya?
Bahayanya, membolehkan kita terkeluar dari agama kita sendiri, dan mengeluarkan ramai orang mahupun tanggungan kita sendiri dari agama yang dianuti. membolehkan terbatal urusan/ibadah yang kita lakukan...dan jika tidak diubah dan bertaubat...bahayanya... tiada siapa dalam umat Islam yang mahu  masuk neraka kan?
Itulah bahayanya...bahaya daripada membunuh kerana boleh mengeluarkan seseorang itu dari agama yang dianutinya.
Apapun cara didalam setiap urusan apapun, seumpama cara dalam pemakaian(seumpama zaman ini ramai yang berpakaian tapi umpama telanjang, tidak melabuhkan pakaian), pemakanan hinggalah cara didalam pemerintahan(corak pemerintahan zaman ini amat kurang membawa rakyat beriman padaNya)...ditiadakan.

Apatah lagi bila seseorang pemerintah, memerintah dengan menurut cara, pertaturan yang tiada dalam Islam mahupun tidak menurut hukum syarak, maka dirinya sendiri telah mengeluarkan dirinya dari agama dan ditambah dengan rakyat yang ramai lalu menurut cara pemerintahan si pemerintah tadi...maka apa yang terjadi...berleluasa kebatilan dan kesyirikan.

Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash bahwa Rasulullah bersabda,
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali pasti menerangkan seluruh kebaikan kepada umatnya dan memperingatkan umatnya dari seluruh keburukan. Sesungguhnya umat kalian ini, kesempatannya dijadikan berada pada generasi awal. Ada pun generasi-generasi di akhir zaman akan menghadapi ujian besar dan perkara-perkara yang kalian ingkari.
Akan datang sebuah fitnah, sebagiannya lebih ringan dari sebagian lainnya (maksudnya: beratnya fitnah yang tengah menimpa akan dianggap lebih ringan bila dibandingkan beratnya fitnah yang akan terjadi sesudahnya). Setelah itu datang fitnah yang lain, maka seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah yang membawa kebinasaanku.” Namun ternyata fitnah itu akhirnya berlalu dan datanglah fitnah yang lain, sehingga seorang mukmin berkata, ”Barangkali fitnah inilah yang akan membawa kehancuranku… barangkali fitnah inilah yang akan membawa kehancuranku.”(HR.Muslim Kitab Al-Imarah no.3431, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).


Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada petang hari ia menjadi kafir. Sebaliknya pada petang hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu. Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam (yakni sikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).” (HR.Abu Daud no.4259).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.” (HR. Muslim: Kitab Al-Iman no.169).

Namun di antara berbagai fitnah yang dinubuatkan oleh beliau
Shalallaahu ‘Alahi Wasallam, tidak ada satu pun fitnah yang lebih berbahaya, lebih dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melebihi fitnah Dajjal. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah.
“Semenjak Allah menciptakan keturunan Adam hingga hari kiamat nanti, tidak ada fitnah yang lebih besar di muka bumi ini dibandingkan fitnah Dajjal.” (HR.Muslim: Kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah no. 5239).

Fitnah Dajjal itu lebih merbahaya....kerana mampu mentiadakan yang perlu ada yakni cara, peraturan yang ada didalam Islam dan mengada kan cara mahupun peraturan baru dan ia terlihat seumpama sama sehingga para ulama, pemimpin juga akan keliru sehinggakan dunia penuh dengan kebatilan dan Islam kembali hadir dalam keadaan asing.

Diakhir kata, saya memohon jika ada salah saya atau pun telah membuat fitnah... kejutkanlah diri ini.

KEHIDUPAN... Dunia Akhir Zaman

    BILA ISLAM KEMBALI DALAM KEADAAN.     ASING
Dalam dunia akhir zaman, sememangnya banyak timbulnya fitnah. Adakalanya kita tidak sedar telah membuat fitnah didalam kehidupan kita dan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh. Kenapa?
Renungkan....InsyaAllah jika Allah berikan kesempatan saya akan cuba terangkan dalam blog akan datang. InsyaAllah.

     Dan untuk renungan bersama.... banyak hadis yang menggambarkan bagaimana SUASANA KEHIDUPAN DUNIA AKHIR ZAMAN.

RENUNGKAN..
   Orang Yang Tak Sedarkan Diri
Daripada Abu Hurairah r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, ramai orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)


   Ahli Ibadat Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik
Daripada Anas r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah SAW “Akan ada pada akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasik ” (HR Ibnu Ady)
[Orang jahil yang rajin beribadat dan ada pula orang alim yang fasik]

   Menjual Agama Kerana Dunia
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung” (HR Tirmizi)

   Pendusta Dan Pengkhianat
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (cuba membetulkan) hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana hendak mengurus orang yang ramai” (HR Ibnu Majah)

   Kefasikan Berleluasa
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman pada waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman pada waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia” (HR Muslim)

   Penindasan Terhadap Umat Islam
Daripada Tsauban r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu ramai, tetapi kamu umpama buih pada masa banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu daripada hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)

   Namanya Saja Islam
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al-Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah langit. Daripada merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali ” (HR Al-Baihaqi)

   Budaya Barat Ikutan Umat Islam Kini
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikut mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?” Nabi SAW menjawab “Siapa lagi?” (HR Muslim)

   Ulama Yang Benar Tidak Dipedulikan
Daripada Sahl bin Saad as-Sa ‘idi r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah-mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab” (HR Ahmad)

   Ulama Agama Semakin Berkurang
Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekali gus daripada manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain” (HR Muslim)

   Golongan Anti Hadis
Daripada Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan” (Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya) “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

   Berbangga-Bangga Dengan Masjid
Dari Anas bin Malik r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat sehingga umatku bermegah-megah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud)
Tiada Imam Untuk Solat Berjemaah
Daripada Salamah binti al-Hurr r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, kerana mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka solat” (HR Ibnu Majah)

   Penyakit Umat Islam Masa Kini
Daripada Abu Hurairah r.a. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit -penyakit yang pernah menimpa umat-umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit-penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong, 2.Terlalu mewah, 3.Mengumpulkan harta sebanyak mungkin, 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, 5.Saling memarahi, 6.Dengki-mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi” (HR Hakim)

   Perangkap Riba
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya” (HR Ibnu Majah)

Manusia Tak Peduli Mengenai Sumber Pendapatannya
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan daripada mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)

   Banyaknya Sumber Galian
Daripada Ibnu Omar r.a. Beliau berkata “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari lombong (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil galian kita” Lalu Nabi SAW menjawab “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat ” (HR Baihaqi)

   Khamar
Daripada Abu Malik Al-Asy’ari r.a. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebahagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan muzik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi” (HR Ibnu Majah)

   Banyaknya Perzinaan
Dari Anas r.a. Beliau berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nanti seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim)

   Berpakaian Tetapi Telanjang
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok sewaktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan bonggol (belakang unta). Kedua golongan ini tidak akan masuk syurga, malah tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman syurga itu akan terhidu dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)

   Perilaku Manusia Masa Kini
Dari Aisyah r.a. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan orang-orang baik” (HR Thabrani)

   Anak Menjadi Tuan Kepada Ibunya
Daripada Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), …kemudian Jibrail bertanya kepada Rasulullah SAW ” Maka khabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya” Maka Jibrail berkata “Kalau begitu cuba khabarkan kepadaku tanda-tandanya” maka Nabi SAW menjawab “Bahawa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlumba-lumba untuk membuat binaan” (Riwayat Muslim)

   Peperangan Demi Peperangan
Daripada Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi “al-Harj”. Sahabat bertanya “Apakah al-Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Peperangan, peperangan, peperangan” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)
Perang Di Sekitar Sungai Furat (Iraq) Kerana 

   Berebut Kekayaan
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Furat (Sungai Euphrates, Iraq) menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh kerana merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan daripada seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa sahaja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut” (HR Bukhari Muslim)
[Terdapat sebahagian pihak yang menyatakan bahawa perkataan emas di dalam Hadis ini sebenarnya petroleum ]

   Waktu Terasa Pendek
Daripada Anas bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmizi)

   Hilangnya Sifat Amanah
Daripada Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Katanya, …”Kemudian jadilah orang ramai berjual beli, maka hampir sahaja tiada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahawasanya di kalangan Bani Fulan (di kampung yang tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang ramai mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” (HR Bukhari & Muslim)

   Islam Akan Pudar Secara Perlahan-Lahan
Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya corak pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksudkan dengan solat, apakah yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Quran akan hilang semuanya pada suatu malam sahaja, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, lelaki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga” (HR Ibnu Majah)

   Bilakah Akan Terjadi Kehancuran?
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu majlis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW “Bilakah akan terjadi hari Kiamat?” Nabi SAW terus saja berbicara. Sebahagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain berkata “Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga apabila Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanyakan mengenai hari Kiamat tadi?” Lalu Arab Badwi itu menyahut “Ya! Saya wahai Rasulullah” Maka Nabi SAW bersabda “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat” Arab Badwi itu bertanya pula, “Apa yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu?” Nabi SAW menjawab “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat” (HR Bukhari)

   Kebinasaan Umat Islam
Daripada Ummul Mukminin , Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW), beliau berkata,”(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi SAW bersabda “Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak” (Riwayat Bukhari & Muslim)

   Punca Kebinasaan Seseorang
Dari Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali apabila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah disebabkan memenuhi kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau dia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya disebabkan memenuhi kehendak kedua ibu bapanya. Dan jikalau ibu bapanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya disebabkan mengikuti kehendak keluarganya atau disebabkan mengikuti kehendak jiran tetangganya” Sahabat bertanya “Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu?” Nabi SAW menjawab “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya” (HR Baihaqi)

   Perselisihan Yang Banyak
Daripada Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. Beliau berkata “Telah menasihati kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami” Lalu baginda pun bersabda “Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya daripada kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

   Golongan Yang Selamat
Daripada ‘Auf bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang selamat?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jemaah” (HR Ibnu Majah)

   Orang Asing
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mula berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR Muslim)
Kepayahan Orang Yang Beriman
Daripada Anas r.a. Berkata Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)

   Kesusahan Itu Lebih Baik Daripada Kesenangan
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a “Bahawasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair r.a. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertampal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah). Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan apabila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghiasi) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?” Maka jawab sahabat “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik daripada keadaan kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki” Lalu Nabi SAW bersabda “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu” (HR Tirmizi)

   Golongan Yang Sentiasa Menang
Daripada Mughirah bin Syu’bah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang sentiasa menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari)
    
 Semoga kita tergolong didalam golongan orang orang selamat dan mengerjakan sesuatu yang patut dikerjakan dan tidak zalim (salah satu ciri orang yang zalim itu ialah suka menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya) serta memahami erti sebenar syukur lalu bersyukur hanya pada Allah s.w.t.
     Allah s.w.t berfirman maksudnya:
(Ingatlah) sesungguhnya tabiat KEBANYAKAN manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.
(Al-Ahzaab 33:72 )

Halaman Dunia Berbicara

Ciri - ciri dan sifat Wanita Solehah menurut Islam. Halaman-dunia

Read More Here