Lima Cara Pergaulan Wanita Menurut Islam. Halamam-Dunia



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya terdapat banyak pesan dari Nabi Muhammad s.a.w untuk kaum wanita namun adakah diingati dan dituruti pesan itu. Didalam blog ini saya nyatakan Lima Pesan Rasulullah Kepada Wanita Dalam Pergaulan. Pergaulan merupakan sesuatu perkara yang amat penting buat manusia khususnya buat kaum wanita agar tidak terjerumus kearah dosa dan fitnah.

Allah SWT menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin, yakni lelaki dan wanita. Dilahirkan sebagai wanita adalah sebuah anugerah yang sangat indah dan dilindungi didalam Islam. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh lelaki sekalipun.  Anugerah tersebut akan semakin bertambah jika ia menjadi muslimah yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah semata mata.

Akan tetapi, menjadi wanita muslimah tidaklah mudah, akan banyak sekali godaan yang menghampiri dalam pencapaiannya. Terlebih lagi ketika memasuki masa remaja, godaan untuk menuju wanita muslimah sangatlah berat apabila sedari diri ia tidak diajarkan mengenal Allah. Salah satu godaan terbesar adalah ketertarikan kepada lawan jenis, fesyen dan sebagainya.

Bukan hal yang mudah bagi remaja muslim untuk melewati masa ini. Akan tetapi, akan sungguh indah balasan Allah kepada wanita yang berhasil melewati masa pubertas ini. Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Rasulullah SAW. Hingga beliau menitipkan pesan kepada kaum wanita dalam pergaulan hidupnya sehari-hari, agar terhindar dari pergaulan yang dilarang dalam Islam. Berikut ini adalah lima pesan Rasulullah untuk kaum wanita dalam pergaulan.

1. Dilarang untuk Berkholwat (berdua-duan)
Banyak sekali alasan remaja lelaki dan wanita untuk berjalan bersama. Mereka memakai alibi sebagai teman untuk boleh  berduaan kemana-mana, seperti berangkat ke sekolah, dan pulang sekolah bersama. Hal ini merupakan gambaran umum remaja pada zaman sekarang. Sudah tidak ada lagi batasan-batasan mengenai pergaulan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan mereka tidak lagi menjaga adab-adab bergaul dengan lawan jenisnya. Untuk itulah Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya agar tidak berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Karena jika mereka hanya berdua laki-laki dan perempuan, maka ketiga yang mendampinginya adalah syaitan.
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena syaitan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)

2. Menundukkan Pandangan
Pesan kedua Rasulullah kepada wanita dalam pergaulannya adalah menjaga pandangannya. Hal ini tidak untuk wanita saja, melainkan juga untuk kaum lelaki. Karena pandangan dua manusia yang berbeza jenis kelamin termasuk panah-panah syaitan. Jika hanya sepintas berpandangan itu tidak masalah, namun yang jadi masalah adalah ketika mereka memandang dalam waktu yang lama. Untuk itu segeralah tundukkkan kepala sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi fikiran serta hati kita.

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)

Wahai Lelaki Beriman, Tundukkanlah Pandanganmu dan Peliharalah Kemaluanmu Kerana Ia Lebih Suci Buat Kamu Dan Ingatlah Bahawa Allah Sentiasa Melihat Apa Yang Kamu Lakukan

Allah berfirman,"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-Nuur 24:30)

Wahai Wanita Beriman, Tutuplah Auratmu Dgn Sempurna Dengan Menutupi Dada dan Juga Menutup Seluruh Badan Dengan Pakaian Yang Longgar Serta Tidak Berwangi-Wangian. Nescaya Allah Pasti Menyelamatkah Kamu Dari Gangguan Manusia

Allah berfirman,"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya"(An-Nuur 24:31)

Allah berfirman,"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(Al-Ahzzab 33:59)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:“Sesiapapun wanita yang memakai wangian lalu dia melintas di hadapan lelaki supaya mereka dapat menghidu kewangiannya, dia adalah penzina.” [Diriwayatkan oleh al-Nasai dan dinilai hasan oleh al-Albani di dalam Shahih Sunan al-Nasai – hadis no: 5141]

3. Jaga Aurat Terhadap Lawan Jenis khususnya dalam berpakaian.
Pesan ketiga Rasulullah adalah untuk menjaga aurat. Wanita adalah makhluk yang mulia, aurat yang harus dijaganya juga lebih banyak dibandingkan laki-laki. Untuk itu, janganlah sesekali memperlihatkan aurat kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Gunakanlah pakaian yang lebar atau tidak membentuk tubuh, gunakan jilbab yang menjulur dan menutupi dada. Adapun yang boleh diperlihatkan oleh wanita hanyalah kedua telapak tangan dan wajahnya, selebihnya adalah aurat yang tidak boleh diumbar-umbar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka syaitan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi, shahih)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).

Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.

Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.

Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.

Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.

Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)

4. Tidak Boleh Ikhtilat (Campur Baur Antara Wanita Dan lelaki)
Ikhtilat artinya campur baurnya seorang wanita dan laki-laki dalam satu tempa dimana tanpa ada pembatas di antara mereka. Sehingga mereka boleh sesuka hati memandang lawan jenis yang sudah jelas tidak diperbolehkan. Untuk wanita muslimah, tentu saja ia tidak mau dijadikan sebagai objek pandangan lelaki. Untuk itu, hindarilah perkumpulan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya agar terhindar dari dosa. Karena hal ini adalah perintah Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan akan menjadi dosa apabila tidak mentaatinya.
Namun didalam akhir zaman ini, kita sering melihat wanita dan lelaki bercampur gaul.

5. Menjaga Kemaluan
Pesan terakhir dari Rasulullah kepada kaum wanita adalah untuk menjaga kemaluannya. Menjaga kemaluan bukanlah hal yang mudah pada saat ini, itu disebabkan banyaknya remaja yang sudah terjerumus di dalam pergaulan dan seks bebas. Untuk itu, sebagai kaum muslim kita harus mengetahui bagaimana cara menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau yang membangkitkan nafsu syahwat, tidak sering membaca kisah-kisah percintaan, dan menghindari terlalu sering berkomunikasi dengan lawan jenis.

Itulah lima pesan Rasulullah kepada wanita di dalam pergaulannya. Sudah selayaknya sebagai seorang muslimah mentaati semua pesan Rasulullah tersebut. Sebagai wanita muslimah harus yakin bahwa kehormatan harus dijaga dan dirawat. Terlebih lagi saat berkomunikasi dan bergaul dengan lawan jenis, agar tidak menimbulkan bahaya bahkan fitnah. Kerana fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh.

Baca blog seterusnya
==> Kenapa dikatakan fitnah itu lebih merbahaya daripada membunuh.

Halaman Dunia Berbicara

Ciri - ciri dan sifat Wanita Solehah menurut Islam. Halaman-dunia

Read More Here